Home/ Cerita Wayang Gugurnya Dursasana (Versi Jawa) Oleh Indoamaterasu Post a Comment Bima nampak gusar dan segera ingin mencari Adipati Karna yang menghilang, tapi ditahan oleh Kresna. Malam itu juga diadakan upacara penghormatan, semua Pandawa, tak ketinggalan Arimbi, ibu Gatotkaca dan Dewi Pergiwa, sang istri, ikut hadir. AkhireKarna milih ngaleh saka Kerajaan Pandhawa. Sak wise pirang-pirang tahun Karna kalungonan Karna saka kerajaan, ibune mesti nggoleki lan nangisi karna. Ing sawiding dina , pasa ibune mikirne Karna lan njaluk marang para dewa ngge nemokake dheweke karo Karna. Ora suwene wektu , kakrungu swara bocah enom suarane kaya Karna. Padasuatu hari, Parasurama tidur di atas pangkuan Karna. Tiba-tiba muncul seekor serangga menggigit paha Karna. Agar Parasurama tidak terbangun, Karna membiarkan pahanya terluka sementara dirinya tidak bergerak sedikit pun. Ketika Parasurama bangun dari tidurnya, ia terkejut melihat Karna telah berlumuran darah. Tariwayang biasanya menggambarkan penokohan dan jabatan dalam cerita wayang. Ada beberapa ciri utama dalam tari wayang yaitu: Tari wayang yang menggambarkan penokohannya seperti tari Adipati Karna, Tari Jayengrana, Tari Gatotkaca, dan Tari Srikandi x Mustakaweni, serta tarian yang menggambarkan jabatan seperti Tari Badaya. Nalikashinta digowo mabur karo rahwana,teko manuk jatayu sing nolong shinta. Lan kadadean perang antaramanuk jatayu lan rahwana. Nganti akhire manuk jatayu kalah lan kelangan loro sayape lan rahwana lungo gowo shinta. Sakwijineng dina rama lan laksmana mentu lan ketemu karo manuk jatayu sing wis kejet kejet. qAhlU. Adipati karna atau sering di sebut karna adalah anak yang terlahir dari hubungan gelap dewi kunti dan batara surya. Waktu kecil ia di hanyutkan di sungai oleh ibunya, dan di temukan oleh seorang kusir bernama adirata. Ia di asuh dan di besarkan oleh adirata. Sesudah ia dewasa ia pergi untuk berguru kepada seorang pendeta bernama Rama parasu,bertahun tahun ia berguru kepada Ramaparasu sampai menjadi pendekar yang sangat sakti. Pada suatu hari ia ingin kembali ke rumahnya akan tetapi di tengah jalan ia mendengar seperti orang bertempur ternyata suara itu berasal dari padepokan sokalima saat uji kekuatan,ia melihat seratus orang yang bertempur melawan lima orang dan ternyata itu adalah pandawa dan kurawa,meskipun jumlahnya tidak seimbang akan tetapi pandawa yang hanya lima orang lebih unggul. Saat itu ia kagum melihat keterampilan memanah arjuna yang lihai dalam olah memanah, ia pun tidak mau kalah. Ia tiba-tiba masuk ke medan latihan dan memanah burung dengan posisi mata di tutup dan menghadap ke belakang,siswa-siswa yang melihatnya pun terkagum kagum. Arjuna yang merasa tersaingi pun mendatangi karna dan menantangnya perang,peperangan pun terjadi dan mereka sama-sama kuat dan seimbang. Sampai suatu ketika salah satu dari seratus kurawa berteriak dan mengejeknya”hai itu adalah anak kusir adirata,ia tidak pantas di sini,ia lebih pantas di kandang kuda”tidak hanya satu kurawa akan tetapi banyak kurawa yang mengejeknya sehingga terdengar ramai,ia pun merasa sedih dan menangis sambil meninggalkan tempat itu. Tiba-tiba duryudana dan sengkuni menghampirinya dan meminta maaf,sebagai permintaan maaf duryudana memberikan kerajaan awangga kepada basukarna ia pun menerimanya demi membahagiakan kedua orang tuanya,karna yang merasa girang berjanji aka selalu ada di saat duryudana membutuhkan. Setelah karna menjadi raja negara awangga ia mengunjungi rumah orang tua angkatnya adirata ia dengan bangganya memberitahukan bahwa ia telah di angkat oleh duryudana menjadi raja negara awangga. Bukan nya senang tapi adirata justru kecewa karena ia menjadi bawahan ratu yang berwatak angkara murka adirata mengusir karna dari rumahnya. Karna yang merasa sedih pergi kembali ke awangga. Dan tidak lama kemudian ia menikah dengan seorang putri dari negara mandraka,putrinya prabu salya ia memiliki dua anak bernama warsasena dan warsakusuma. Waktu terus berlalu dan sampai pada saat lakon kresna duta,ia di beri tau kresna bahwa sebenarnya ia adalah anak dari dewi kunti dan pandawa adalah adik-adiknya. Seketika itu wajahnya pucat dan matanya mengeluarkan air mata penyesalan,ternyata yang selama ini ia benci adalah saudaranya sendiri,ia juga di beri tau oleh kresna bahwa duryudana yang selama ini ia anggap baik hanyalah memanfaatkan nya. Akan tetapi nasi sudah jadi bubur,ia sudah terlanjur berjanji pada duryudana untuk selalu ada di saat duryudana butuhkan,sebagai satria ia tentu tidak mungkin mengingkari janjinya. Akhirnya di suatu malam yang sunyi ia menemui ibunya di taman negara amarta,dewi kunti yang sedang menangisi para pandawa yang pergi melakukan hukuman karena bermain dadu itu terkejut karena kedatangan satria yang tampannya mirip dengan arjuna. Karna mengatakan bahwa ia anaknya yang beberapa tahun lalu di buang di danau,alangkah terkejutnya dewi kunthi mendengar pernyataan karna seperti itu,dewi kunthi segera memeluk dan meminta maaf karena tidak bisa membesarkan karna. Karna pun menerima permintaan maaf itu dan bersumpah bahwa saat perang bratayuda nanti ia ingin melawan adiknya arjuna,setelah bersumpah seperti itu ia segera sudah tiba saatnya perang bratayuda sang adipati karna dengan gagahanya maju ke medan tempur. Akan tetapi sebelum bertempur ia datang menemui batara surya untuk menyerahkan pakaian sakti dan pusaka pemberian batara surya. Meskipun pakaian dan pusaka sudah di kembalikan ia masih punya pusaka dari hasil tapanya dan pusaka pemberian ramaparasu,ia pun dengan gagahnya menaiki kereta dan maju ke medan kurusetra. Banyak senopati pandawa yang gugur olehnya salah satunya gatotkaca,gatotkaca gugur karena terkena senjata andalan basukarna yaitu kunta druwasa. Melihat arjuna maju bertempur ia mendekatinya dan bertanding,meski awalnya arjuna menolak karena tau bahwa karna adalah kakaknya sendiri,akan tetapi karna bersikeras ingin melawan arjuna. Mereka pun bertanding,pertandingan pun berlangsung sangat seru karena mereka sangat mirip sehingga prajurit tidak ada yang berani mendekati mereka karena takut salah sasaran,sampai suatu ketika mereka bertanding panah di atas kereta mereka masing-masing. Karna memakai kereta kyai jatisurya yang di kusiri oleh salya,sedangkan arjuna memakai kereta kyai jaladara yang di kusiri kresna. Perang panah pun berlangsung sangat seru sampai suatu saat arjuna mengeluarkan panah andalan nya yaitu kyai pasopati. Panah pun di lepaskan dari busurnya,panah pasopati melaju sangat cepat di barengi oleh suara petir gemuruh yang sangat menakutkan. Basukarna yang juga ingin mengeluarkan pusakanya kyai kuntawijayandanu belum sempat melepaskan panah kunta,ia terkena panah pasopati milik arjuna terlebih dahulu di bagian lehernya sampai tembus ke belakang,ia pun jatuh dari kereta. Dewi kunti yang melihat karna sekarat segera menghampiri dan memeluknya dengan erat. Sebelum mati karna meminta maaf pada pandawa karena ia tidak bisa berperang membela pandawa ia juga memasrahkan panah kuntawijayandanu pada arjuna,tak lama kemudian ia menghembuskan nafas terakhirnya di pelukan ibunya. ADIPATI KARNA Adipati KarnaAdipati Karna adalah putra dari Dewi Kunti, yaitu putri Prabu Kuntiboja di Madura. Waktu muda ia bernama Suryaputra. Waktu Dewi Kunti belum bersuami ia telah hamil karena mempunyai ilmu dari Begawan Druwasa, dan ilmu itu tidak boleh diucapkan dalam sinar matahari siang hari. Jika diucapkan dalam sinar matahari ia akan jadi. hamil. Tetapi Dewi. Kunti lupa akan larangan itu, maka hamillah ia. Oleh pertolongan Begawan Druwasa, kandungan itu dapat dilahirkan keluar dari lubang kuping, maka diberi anak itu diberi nama Karna karna berarti kuping.Karna diaku anak angkat oleh Hyang Surya. Waktu Karna dilahirkan lalu dibuang ia ditemukan oleh Prabu Radea, raja di Petapralaya, terus diaku anak dan diberi nama dewasa, ia berkenalan dengan seorang puteri di Mandraka bernama Dewi Surtikanti. Perkenalan itu diketahui oleh Raden Pamade, hingga terjadi perang tanding. Karna mendapat luka di pelipis dan akan dibunuh oleh Pamade. Tetapi Hyang Narada, turun dari Kahyangan untuk mencegah kehendak Pamade itu dan Narada menerangkan, bahwa Kama itu saudara Pamade Pandawa yang tertua, malah seharusnya Pamade membantu perkawinan Karna dengan Surtikanti. Dan seketika itu juga Hyang Narada menghadiahkan mahkota. pada Karna untuk menutup luka di dan Karna pergi ke Awangga dan membunuh raja raksasa di Awangga bernama Prabu Kalakarna, yang, mencuri Dewi Surtikanti. Kemudian Surtikanti dihadiahkan kepada Karna untuk jadi isterinya dan Karna bertahta sebagai raja di Awangga berpangkat Adipati, suatu pangkat yang hampir setara raja, dan bergelar Adipati kesatria sakti dan mempunyai senjata bernama Kunta perang Baratayudha, Karna berperang dengan Arjuna, saudara sendiri, hingga Karna mati dalam perang sebagai kesatria. Tewasnya Adipati Karna dalam perang Baratayuda dianggap utama karena ia mati dalam perang untuk membela negeri Hastinapura, setia hingga mati, tak memandang bermusuhan dengan saudara keutamaan Adipati Kama ini dikarang oleh KGPAA Mangkunegara IV untuk pengajaran pada kerabat dan tentara Mangkunegaran, tetapi umumnya juga diikuti oleh khalayak. Buku tersebut berjudul WAYANGAdipati Karna bermata jaitan, hidung mancung. muka mendongak. Bermahkota bentuk topong, berjamang tiga susun dengan geruda membelakang, bersunting sekar kluwih. Berpraba, bergelang, berpontoh dan berkeroncong. Kain bokongan raton. Karna berwandaSedjarah Wayang Purwa, terbitan Balai Pustaka juga tahun 1965. Disusun oleh Pak Hardjowirogo.

cerita adipati karna versi jawa